
Sinopsis:
Bagi Ghita, November berarti kering. Dunia seolah mati.
Setudaknya dunia Ghita. Berarti kesedihan dan kehilangan yang kerap terjadi pada bulan November, membuat Ghita amat membenci bulan kesebelas itu.
Demi mencapai mimpi dan memenuhi wasiat sang nenek, Ghita melakukan perjalanan dari Milan ke Sicilia. Bukan perjalanan yang mudah. Dikejar-kejar orang, dicemooh menjadi bumbu dalam perjalanannya ini.
Hingga pertemuannya dengan Lanzo, si pemuda aneh dan misterius ini mengubah segalanya.
Ghita pun berusaha menapaki November kali ini dan meniti jalan mewujudkan mimpinya selama ini. Mimpi menjadi penyanyi opera seperti sang nenek.
Maka, di bawah rinai hujan, Ghita bernyanyi.
Akankah mimpinya bermain dalam opera terwujud? Apakah pada November kali ini ia harus kehilangan cinta (lagi) ?
*********************************************************************************
Kini, aku dihadapkan pada sebuah kenyataan perih yang harus ku alami...
Kau ... menjadi bintang keberuntungan gadis lain yang memang ditakdirkan untukmu.
Dan aku... hanya perlu menunggu bintang yang lebih terang untuk datang menjemputku.
- Githa Allonza
Menjadi pemeran utama dalam sebuah opera adalah mimpi seorang gadis bernama Ghita Allonza. Lahir dari rahim seorang pemain opera dan tumbuh dalam dekapan sang nenek yang juga merupakan mantan pemain opera, membuat mimpinya semakin kuat. Namun, tentangan dari sang ayah yang kuat, membuat langkahnya menuju mimpi itu penuh dengan rintangan.
Lewat surat wasiat sang nenek yang selalu berada dalam dekapannya, mimpi itu kian mendesak untuk dikecap. Petualangan pun dimulai. Setelah sebuah rahasia dari teman semasa kecilnya terungkap, ia kemudian nekat untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Berlari dari pantauan bodyguard sang ayah yang selalu menghalangi langkahnya, hingga terdampar di sebuah tempat yang pada akhirnya membawanya kepada mimpinya..
Dalam perjalanan yang penuh dengan kesakitan itu, ia bertemu dengan pemuda bernama Lanzo. Pemuda aneh, dingin dan misterius itu berhasil membuat hatinya bergetar dan membuatnya berani berharap, berani meyakinkan hatinya bahwa November tak selalu membuatnya kehilangan, seperti ia kehilangan ibu dan neneknya.
Novel ke dua karangan Risma Ridha ini banyak bercerita tentang sebuah pencapaian. Sebuah pencapaian untuk menemukan kebahagiaan. Sebuah pengorbanan dan penderitaan yang penuh dengan rintangan. Aku membaca novel ini seperti ikut hanyut bersama kesedihan Ghita yang selalu bermuara pada bulan kesebelas itu. Mengambil setting di daerah terpencil di Italia yang ku tahu bahwa sangat sedikit informasi tentang daerah tersebut, aku kagum dengan alur yang dibuat seolah-olah hidup. Aku bisa bermain di Sicilia karena novel ini.
Menurutku, konflik yang ada di dalam novel ini menguras pikiran, aku dibuat menerka-nerka dengan kelanjutan kisah mereka. Pada akhirnya, pikiranku sama sekali berbeda dengan kisah yang tertuang didalamnya. Tidak mudah untuk memanipulasi pikiran pembaca. Namun, sebenarnya aku ingin agar mbak risma tidak mengakhiri kisah ini dengan cepat. Aku ingin kisah Ghita lebih panjang dan berakhir sesuai keinginanku. Hahahaha.. ku rasa niat mbak risma baik. Bahwa, segala sesuatu yang kita harapan tidak akan dengan mudah kita dapatkan, sama seperti keinginanku, kan? :p
Lalu, akankah Ghita berhasil meraih mimpinya sebagai pemeran utama dalam opera? Akahkah ayahnya luluh terhadap mimpi putri kecilnya itu? dan bagaimanakah sebenarnya perasaan Lanzo, si pemuda aneh yang berhasil merebut hatinya? Semoga bulan november kali ini tak membawa kesedihan untuk Ghita. Selamat Membaca! ^^
Penggemar Hujan,
Irma Arnika