20 Januari
Hari yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup. Titik dimana aku bertekad untuk mengakhiri perasaan, namun justru memulai lebih dalam mencintaimu.
Ditanggal ini pula, aku tahu bahwa ketulusan tidak akan pernah gagal, meski pahit diawal, terjatuh dan menangis.
Bertahun-tahun memendam perasaan bukan hal yang mudah, berpura-pura tidak sedih ketika melihatmu bahagia mencintai yang lain, atau berusaha mengontrol perasaan yang mencuat ketika bersama. Sungguh, tidak akan ada perempuan lain yang mencintaimu sedalam dan setulus aku (semoga)
Aku yang dulunya sama sekali tidak pernah berpikir apapun. Berharap iya, namun selalu berusaha meredam emosi yang lancang itu, aku hanya takut jika suatu hari benar terjadi, yang ada justru kehilangan yang kurasa.
Tenyata, 2 tahun telah terlewati. Hari itu datang lagi. Bedanya, kini kau bersamaku, namun jauh.
Dulu, kau didekatku, disampingku, lalu dengan kecupan didahi yang tidak aku mengerti maksudnya apa.
2 tahun lalu, ada gadis yang dengan beraninya berkata jika dia mencintai, sudah lama.
2 tahun lalu, ada gadis yang rela merendahkan dirinya untuk berkata jujur, entah akhirnya diterima atau ditolak, yang jelas dia tidak pernah memintamu untuk menjadi kekasihnya.
2 tahun lalu, aku mulai membuka hatimu, melalui kejujuranku, yang tidak pernah aku lakukan pada lelaki manapun, sekalipun aku tergila-gila pada mereka.
Menjawab pikiran orang lain bahwa aku hanya terobesi denganmu.
Memangnya kamu istimewa seperi apa?
Kamu tidak seganteng mantanku,
Juga buka orang yang beru-uang
Lalu bukan idola wanita,
Kamu pun tidak pernah terlintas dalam kriteriaku sebagai pujaan hati.
Entahlah, kenapa dengan mencintaimu, aku bahkan tidak tahu rasanya bagaimana melirik laki-laki ganteng.
Aku juga tidak mengerti kenapa harus jalan dengan laki-laki ber-uang dan mapan sebagai pasangan, karena yang aku tahu kamu selalu bekerja keras dan mencintai apa yang kamu kerjakan.
Padahal, sebelum aku, kamu banyak bertemu perempuan cantik, manis, baik hati, sayangnya.. Mereka tidak setulus aku, kan?
Aku tidak mengerti. Hingga akhirnya aku sadar bahwa cinta memang begitu. Aku melihatmu sempurna, apa yang kamu katakan adalah baik, dan apa yang kamu lakukan adalah wajar.
Seiklas dan setulus itu aku menyayangimu, menjaga diriku sendiri meski jauh, meluangkan waktu meski aku lelah dan kesepian.
Ternyata.. Aku mengganggu.
20 Januari.
Harusnya kita tertawa tadi, bercerita banyak, membahas hal-hal seru seperti pertama kali kamu pergi. Ada saja yang bisa kita bahas.
Hari ini aku sedih, hingga tidak tahu bagaimana caranya menangis. Kamu telah jauh berubah.
20 Januari.
Aku merindukanmu. Sangat.
Tak apa, katamu kamu tidak ingin bicara denganku, katamu kamu sedang kesal karena pembahasan kita kemarin malam.
Lalu kita tidak saling memberi kabar atau berusaha menghubungi terlebih dahulu.
Aku sadar kamu marah, hingga tidak tahu bagaimana caranya bicara denganku.
2 tahun bukan hal yang mudah.
Sangat sulit menjadi terbiasa tanpa kamu.
Sangat sulit menerima kenyataan bahwa sekarang komunikasi dan telepon bukan lagi menjadi hal yang dinanti, justru dihindari.
Jangan menyangkal, karena begitu jelas aku rasakan.
Bahkan pertemuan bukan lagi menjadi tujuanmu.
Kamu telah berubah.
Aku tidak tahu bagaimana kedepannya,
Apakah tulisan-tulisan ini akan berakhir bahagia, atau hanya akan menjadi kenangan pahit suatu saat nanti.
Sayang aku hanya ingin bilang, aku merindukanmu. Sangat!
Terima kasih untuk segala perhatian, segala kebahagiaan yang telah kau ciptakan diantara kita. Meskipun sekarang aku begitu takut kehilangan, namun kalau kau lebih memilihnya, semoga tidak kita sesali dikemudian hari.
Menghilanglah sejenak,
Lalu kembalilah ketika kamu sadar bahwa aku akan benar-benar hilang dan tidak mengusikmu lagi.
Namun jangan telat, waktu tidak akan mau menunggu orang yang masih diselimuti ego .
Minggu, 20 Januari 2019
22.49
Merindukanmu.