Jumat, 12 April 2019

Masih Bersama

Hi bi..
Iya kamu, yang saat ini sedang ngopi sambil stalkerin IG mantan hahaha


Apa kabar? Mimpi apa semalam?
Semoga bukan mimpi tentang perpisahan, karena yang sekarang saja belum benar-benar mati.

Hai!

Selamat datang di tahun ke-3!
Kata orang-orang, ini adalah tahun-tahun penuh cobaan, bosan, dan hadirnya godaan orang ketiga. Wah! Apa kita bisa melaluinya?

Banyak hal yang berubah dan akupun tidak mengerti kenapa.
Aku merasah bahwa diriku mulai menjauh dari perasaanmu. Entahlah, mungkin semacam lelah dan bosan. Kamu juga ya? Heheh, sama.. kita jodoh dong!😁

Semakin lama, semakin lelah menulis tentangmu. Apa aku sudah berhenti lama dari mencintaimu? Hm aku tidak tahu. Yang aku rasa hanya tidak ingin berpisah denganmu, tidak ingin hubungan ini berakhir, namun aku suka bertanya dalam hati: apakah aku masih mencintaimu?

Ku rasa kamu juga sama. Membosankan bukan menjalani hubungan dengan perempuan galak, cengeng, suka merajuk dan posesif? Hihi maaf bi, saat itu mungkin aku sedang dilanda perasaan cemburu, atau.. Takut kehilangan.

Terima kasih sudah berusaha sejauh ini. Kamu begitu hebat hingga aku tidak rela orang lain menjadi pendampingmu kelak. Semoga Tuhan mengizinkan kita untuk mencintai sampai akhirnya nanti 😊

Terima kasih untuk keluarga mu yang telah menerima ku dengan semua keadaanku, dengan bagaimana aku dibesarkan. Aku tahu bahwa kamu dibesarkan dengan penuh kasih sayang sehingga baktimu kepada mereka demikian, beda denganku 🤐

Setiap hal yang selalu membuatku menangis, bukan karena sedih, namun begitu haru, bahwa masih ada yang berusaha mencintai diriku sepenuh hati. Semoga bukan ilusi.

Tapi kok kamu ngga sering bilang aku cantik sih? Atau sesekali posting fotoku di instagam?
Semoga bukan karena menjaga perasaan orang lain ya 😆


Apa kamu bahagia bi? Bersamaku selama dua tahun dengan keadaan seperti ini?
Jauh
Rindu
Sedih
Marah
Bahagia
Dan air mata yang tidak bisa kita bagi dalam pertemuan.

Hanya sebait kalimat: semangat sayang 😘

Mungkin menurutmu sudah cukup, meski aku ingin lebih dari itu. Aku ingin pertemuan, bukan marahan kalau sedang ditanya kapan bisa ketemu 😁

Aku memang tidak sempurna. Tidak. Sama sekali tidak sempurna. Aku tidak cantik seperti mantan- mantanmu, juga bukan perempuan hebat seperi ibu mu. Tapi yakinlah bahwa soal kesetian dan ketulusan, aku juaranya 😊

Kamupun..
nyatanya laki-laki sepertimu yang membuatku rela bertahan dalam jarak menyebalkan ini.

Hai bi,
Kejar mimpimu, persiapkan dirimu, bahwa banyak mimpi yang harus kita wujudkan bersama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya 😁

Aku tidak peduli dengan Dilan!
Karena akhirnya meninggalkan Milea dan memilih perempuan lain 🙄
Semoga kamu bukan Dilanku yang begitu ya hihi


Bi,
aku tidak tahu apa yang harus ku tulis, karena ternyata memikirkan dan mendoakan kebahagiaanmu adalah sesuatu yang masih ku nikmati hingga kini.

Semoga kita selalu jatuh cinta satu sama lain, dan tidak membiarkan yang lain datang merusaknya.


Happy 2nd Anniversary kangguruku 🌹
Aku menantikan pertemuan itu..


11 April 2019
Yang diposting besoknya,


Irma Arnika

Minggu, 20 Januari 2019

20 Januari dan Cerita Tentang Menunggunya

20 Januari
Hari yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup. Titik dimana aku bertekad untuk mengakhiri perasaan, namun justru memulai lebih dalam mencintaimu.
Ditanggal ini pula, aku tahu bahwa ketulusan tidak akan pernah gagal, meski pahit diawal, terjatuh dan menangis.
Bertahun-tahun memendam perasaan bukan hal yang mudah, berpura-pura tidak sedih ketika melihatmu bahagia mencintai yang lain, atau berusaha mengontrol perasaan yang mencuat ketika bersama. Sungguh, tidak akan ada perempuan lain yang mencintaimu sedalam dan setulus aku (semoga)

Aku yang dulunya sama sekali tidak pernah berpikir apapun. Berharap iya, namun selalu berusaha meredam emosi yang lancang itu, aku hanya takut jika suatu hari benar terjadi, yang ada justru kehilangan yang kurasa.

Tenyata, 2 tahun telah terlewati. Hari itu datang lagi. Bedanya, kini kau bersamaku, namun jauh.
Dulu, kau didekatku, disampingku, lalu dengan kecupan didahi yang tidak aku mengerti maksudnya apa.

2 tahun lalu, ada gadis yang dengan beraninya berkata jika dia mencintai, sudah lama.

2 tahun lalu, ada gadis yang rela merendahkan dirinya untuk berkata jujur, entah akhirnya diterima atau ditolak, yang jelas dia tidak pernah memintamu untuk menjadi kekasihnya.

2 tahun lalu, aku mulai membuka hatimu, melalui kejujuranku, yang tidak pernah aku lakukan pada lelaki manapun, sekalipun aku tergila-gila pada mereka.

Menjawab pikiran orang lain bahwa aku hanya terobesi denganmu.
Memangnya kamu istimewa seperi apa?
Kamu tidak seganteng mantanku,
Juga buka orang yang beru-uang
Lalu bukan idola wanita,
Kamu pun tidak pernah terlintas dalam kriteriaku sebagai pujaan hati.

Entahlah, kenapa dengan mencintaimu, aku bahkan tidak tahu rasanya bagaimana melirik laki-laki ganteng.
Aku juga tidak mengerti kenapa harus jalan dengan laki-laki ber-uang dan mapan sebagai pasangan, karena yang aku tahu kamu selalu bekerja keras dan mencintai apa yang kamu kerjakan.
Padahal, sebelum aku, kamu banyak bertemu perempuan cantik, manis, baik hati, sayangnya.. Mereka tidak setulus aku, kan?

Aku tidak mengerti. Hingga akhirnya aku sadar bahwa cinta memang begitu. Aku melihatmu sempurna, apa yang kamu katakan adalah baik, dan apa yang kamu lakukan adalah wajar.
Seiklas dan setulus itu aku menyayangimu, menjaga diriku sendiri meski jauh, meluangkan waktu meski aku lelah dan kesepian.

Ternyata.. Aku mengganggu.


20 Januari.
Harusnya kita tertawa tadi, bercerita banyak, membahas hal-hal seru seperti pertama kali kamu pergi. Ada saja yang bisa kita bahas.
Hari ini aku sedih, hingga tidak tahu bagaimana caranya menangis. Kamu telah jauh berubah.

20 Januari.
Aku merindukanmu. Sangat.
Tak apa, katamu kamu tidak ingin bicara denganku, katamu kamu sedang kesal karena pembahasan kita kemarin malam.
Lalu kita tidak saling memberi kabar atau berusaha menghubungi terlebih dahulu.
Aku sadar kamu marah, hingga tidak tahu bagaimana caranya bicara denganku.


2 tahun bukan hal yang mudah.
Sangat sulit menjadi terbiasa tanpa kamu.
Sangat sulit menerima kenyataan bahwa sekarang komunikasi dan telepon bukan lagi menjadi hal yang dinanti, justru dihindari.
Jangan menyangkal, karena begitu jelas aku rasakan.
Bahkan pertemuan bukan lagi menjadi tujuanmu.
Kamu telah berubah.

Aku tidak tahu bagaimana kedepannya,
Apakah tulisan-tulisan ini akan berakhir bahagia, atau hanya akan menjadi kenangan pahit suatu saat nanti.

Sayang aku hanya ingin bilang, aku merindukanmu. Sangat!
Terima kasih untuk segala perhatian, segala kebahagiaan yang telah kau ciptakan diantara kita. Meskipun sekarang aku begitu takut kehilangan, namun kalau kau lebih memilihnya, semoga tidak kita sesali dikemudian hari.


Menghilanglah sejenak,
Lalu kembalilah ketika kamu sadar bahwa aku akan benar-benar hilang dan tidak mengusikmu lagi.
Namun jangan telat, waktu tidak akan mau menunggu orang yang masih diselimuti ego .


Minggu, 20 Januari 2019
22.49

Merindukanmu.