Rabu, 06 Juni 2018

relationSHIT

06/06/18

5 hari menuju tanggal 11 yang ke 14.
Sudah berhari-hari kita lewati banyak waktu yang berat.
Banyak menit yang hadir, meski kadang tak kita hargai
Banyak detik yang berlalu, entah berarti atau tidak.

Aku tahu, kisah ini tidak mungkin sama seperti hari-hari yang telah berlalu,
Atau kembali disaat-saat tanggal 11 yang pertama.
Semua telah berbeda meski berulangkali ku kemas menjadi manis, sebenarnya untuk menutupi perasaan raguku.

Aku tidak pernah meminta apapun, dan kamu tidak pernah berjanji apapun.
Kita hanyalah sepasang manusia yang berjanji untuk bersama dalam keadaan apapun, tanpa ikatan apapun.
Hanya kalimat manis, rencana-rencana indah  yang selalu kita ulang sebagai tanda bahwa kita memiliki komitmen.

Terlalu naif?
Atau aku yang memang terlalu berharap.
Ya, sejak awal kamupun tahu. Begitu juga yang tertulis nyata dalam banyak catatanku. Rasa ini ada bahkan sebelum kamu tahu apa itu komitmen.
Hingga akhirnya aku yang peka ketika keadaan mulai berubah, saat kamu tidak sadar ada yang salah dalam jalannya hubungan.

Tidakkah terlalu mencolok?
Saat aku meminta oh bahkan memohon waktumu untuk mendengarkan ceritaku. Kau iya-kan lalu kamu sudahi dengan banyak alasan. Bahkan saat aku menelan sisa isak tangis, kamu hanya diam seolah tak tertarik untuk menghiburku.
Bukankah diawal kamu selalu bergairah mendengar semua ocehanku?
Mungkin ini tanda-tanda bosan.
Kamu sudah bosan melihat air mataku, sudah bosan mendengar suaraku, sudah bosan menghubungiku barangkali.

Bagimu sudah biasa, kamu tahu bahwa aku tidak mungkin menyudahi meskipun akhir-akhir ini sangat ingin ku lakukan.
Aku ingin menyerah, aku ingin menghilang agar DICARI.
Tapi kamu tahu aku terlalu takut ditinggalkan, aku terlalu takut menjadi sendiri.
Lelucon yang selalu kita mainkan dengan drama berjudul 'kangen'


Kamu anggap ini baik-baik saja?
Tidak!
Anggaplah aku memang overthinking, aku terlalu cengeng, aku terlalu manja, sedangkan kamu hanya lelah karena bekerja seharian, menyesuaikan waktu kita yang berbeda beberapa jam.
Meskipun dibalik kedok 'demi kamu aku rela'
Bukan hanya kamu yang begitu, akupun harus rela menunda pekerjaan karena kamu bilang kangen, atau tiap sepuluh menit ke kamar mandi agar tidak mengantuk ketika menunggu kamu pulang, mandi dan makan.

Aku tidak mau meminta maaf atau berterima kasih.
Yang aku tahu perasaanku lebih besar dari rinduku. Yang aku tahu hubungan ini semakin dekat dengan 'kegaringan'
Aku tidak akan berbicara banyak, aku tidak akan menangis lagi meskipun aku mau, aku tidak akan marah-marah lagi, aku tidak akan ngambek lagi, dan tentunya banyak dari perhatianku yang mungkin tidak akan kamu nikmati lagi.

Bila memang harus bermain seperti ini, aku ikuti langkahnya, sampai dititik mana kita sanggup untuk menuruti ego masing-masing.
Aku memang berpikir berlebihan, dan terlalu banyak kekurangan.



18.53 WITA.