“Setiap jengkal dalam hidup kita hanya
berkisah tentang kehilangan. Tak pantas jika kita takut saat menghadapi
kehilangan.”
Daisy, gadis pemilik senyum yang sahaja
itu merasa dipecundangi oleh hidupnya. Ia begitu jengah dengan rasa kehilangan.
Hingga Danar, lelaki asing yang entah mengapa terasa begitu akrab, mengajarinya
tentang makna lain sebuah kehilangan.
***
Hidup
memang tak selamanya berjalan sesuai dengan yang kita impikan. Ada saja masalah
yang datang silih berganti tanpa kita inginkan, tanpa kita bayangkan akan
terjadi dalam hidup kita. Seperti Daisy dalam novel ke-3 karangan Triya Alrome
ini. Ya, betapa setiap jengkal kehidupannya terasa menyakitkan. Dimulai dari
keadaan rumah yang tak harmonis dan berujung dengan perceraian kedua orang
tuanya, Daisy harus tegar karena ada Nicko, adik bungsu yang amat ia sayangi,
masih begitu memerlukan figurnya dalam menjalani masa kecilnya.
Sejak
saat itu petualangan Daisy dimulai. Memutuskan untuk hengkang dari rumah ibunya
yang telah menikah dengan pria lain, ia berusaha tegar menjalani kerasnya
hidup. Bersusah payah membanting tulang untuk makan dan kuliah. Tentu semuanya
tak berjalan dengan lancar. Semuanya terasa menyakitkan baginya. Nilai yang
merosot turun dan mengancam beasiswanyapun dirasakan. Hingga akhirnya..
Danar,
ya.. pemuda yang entah mengapa bisa masuk sedikit demi sedikit kedalam
kehidupan Daisy, perlahan-lahan membuka semangatnya untuk bangkit dari
keterpurukan. Saat itu ia mulai mengubah kehidupannya, mengejar beasiswanya
kembali, serta berusaha mewujudkan cita-citanya yang hampir terlupakan. Lelaki
itu mengajarkannya banyak hal. Lelaki itu pula yang mengajarkannya makna lain
dari sebuah kehilangan. Kehilangan yang terjadi setelah segala sesuatunya
terungkap.
Ini
kisah tentang cinta, rintangan, kesedihan dan kepercayaan. Sebuah kehilangan
yang membuatmu percaya bahwa takdir untuk bahagia tak selamanya berada pada apa
yang kau mau. Tuhan selalu memberimu apa yang kau butuhkan, bukan yang kau
inginkan. Setelah membaca novel ini kau akan mengerti bahwa kehilangan itu
selalu terjadi kepada kita, seperti kita kehilangan setiap detik dalam hidup
kita. Detik itu pula akan berganti dengan detik-detik yang baru, yang akan
membentuk sebuah cerita baru dalam kehidupanmu.
Untuk
kau yang merasa dirimu tak sanggup menghadapi kehilangan dalam hal apapun, ku
sarankan membaca novel ini. Seperti aku yang akhirnya mengerti bahwa sebuah
kehilangan pasti akan terganti dengan hal-hal baru yang tentunya adalah
kebagaiaanmu. Kehilangan ibaratkan pertemuan yang ujungnya juga akan berakhir
dengan perpisahan. Jadi, jika kau ingin membaca novel ini, bersiap-siaplah
untuk memaknai hal lain dari sebuah kehilangan. Siapkan tisu karena kisah Daisy
benar-benar menguras emosi.
“Kau
tak akan merasa memiliki, sebelum kau menemukan kehilangan – untuk kehilangan
yang ditemukan.”
Selamat membaca, semoga kau suka “Rindu Untuk Daisy”
Salam,
Irma
Arnika